Mereka yang dapat memberi tanpa mengingat, dan menerima tanpa melupakan akan diberkati. Blessed are those that can give without remembering and receive without forgetting.

Setan dan Nafsu



Oleh ustadz Drs. Syathori Abdurrouf



“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.

(QS. al kahfi : 28)

Sahabat sekalian setiap kita pasti telah berbuat dosa, berbuat makshiyat, berbuat salah dan khilaf. Kita sering menceritakan aib orang lain, kita juga sering memandang yang tak boleh, memegang yang tak boleh dan perbuatan-perbuatan lain yang sebenarnya dilarang Alloh. Penyebab semua itu adalah syetan dan nafsu. Syetan dan nafsu akan selalu mendorong kita untuk berbuat demikian. Namun kita tidak bisa menyalahkan syetan dan nafsu semata-mata. Kita sebenarnya yang paling bersalah. Mengapa kita membiarkan syetan dan nafsu menguasai kita. Mengapa kita membiarkan syetan dan nafsu menjerumuskan kita. Sedangkan kita tidak bisa minta tolong pada syetan untuk menghentikan aksinya, meskipun kita menyuapnya dengan uang satu trilyun. Kita juga tidak bisa mengiba-iba kepada nafsu untuk menghentikan ulahnya. “Hai nafsu kasihanilah saya, tolong jangan ganggu saya lagi”. Tidak bisa!.

Lalu bagaiman agar nafsu dan syetan tidak menguasai kita?

Sahabat sekalian, Alloh menciptakan syetan dan nafsu tidak sia-sia sebagaimana firman-Nya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring. Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka”. (TQS. Ali Imron : 190-191)

Sebelum kita menginjak permasalahan upaya untuk menolak bisikan syetan dan nafsu ada baiknya kita mengetahui dulu mana yang termasuk bisikan syetan dan mana yang termasuk bisikan nafsu. Sehingga kita dapat melakukan perlawanan/penolakan dengan benar.

Pertama, bisikan syetan selalu berubah-ubah/bervariasi. Sedangkan bisikan nafsu cenderung tetap.

Semisal kita berbuat dosa dengan telinga lalu pingin dengan mata, lalu pingin dengan tangan. Ini adalah bisikan syetan karena keinginannya berubah-ubah. Bila ada dorongan main play station setelah pulang pingin main lagi maka ini bisikan nafsu karena keinginannya tetap. Kita menggunjing orang lain lalu ingin menggunjing orang yang lainnya lagi itu juga bisikan nafsu. Karena keinginannya tetap yaitu menggunjing.

Kedua, bisikan syetan menyangkut hal-hal yang pokok (bersifat ushuliyah).

Bisikan ini bertujuan agar manusia terjerumus kedalam dosa besar, bila perlu berbuat syirik. Semisal meminta do’a/pertolongan pada orang yang telah meninggal, bukankah ini persoalan pokok yang dapat digolongkan sebagai perbuatan syirik. Dorongan syetan ini kadang muncul kadang hilang. Kadang dia ingin berbuat zina, kadang pingin membunuh. Ini jelas bisikan syetan. Bila pelakunya ketagihan dan pingin melakukan terus-menerus maka akan berubah alih dari bisikan syetan menjadi bisikan nafsu. Permisalan lain mula-mula ia tidak suka nonton lalu tergoda syetan untuk nonton lalu pingin nonton terus maka nafsunya yang berganti mendorongnya. Itulah ahlinya syetan dalam menggoda manusia. Dan kita sering kali malah menurutinya.

Ketiga, bisikan syetan dapat diredakan dengan berdzikir.

Misal ada keinginan untuk memandang yang dilarang Alloh, kemudian membaca ta’awudz, insya Alloh syetan akan lari. Disaat kita sedang berduaan dengan lawan jenis kemudian kita sadar bahwa Alloh Melihat apa yang kita lakukan, insya Alloh kita akan segera sadar atas kelalaian kita. Sedangkan bisikan nafsu sangat sulit diredakan dengan berdzikir. Dia bisa diredakan dengan jihadun nafs (bersungguh-sungguh menolak nafsu). Semisal lagi nonton TV yang acaranya berbau makshiyat lalu kita membaca astaghfirullohkemungkinan besar kita masih ingin nonton terus. Namun bila kita berjuang dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkannya insya Alloh kita bisa selamat.

Keempat, bisikan syetan menyebabkan pelakunya tidak banyak berpikir.

Semisal ada keinginan nonton, tanpa banyak pikir ia langsung ke bioskop untuk nonton. Demikianlah syetan dan nafsu akan selaku membisiki kita menuju kesesatan dan memang demikianlah tugas syetan untuk mengumpulkan teman yang sebanyak-banyaknya untuk menemaninya di neraka kelak. Namun kita juga dibekali oleh Alloh untuk mengadakan perlawanan terhadap bisikan setan dan nafsu yang akan menjerumuskan kita. Berikut ini beberapa kiat yang bila kita melakukannya insya Alloh akan menyelamatkan kita dari bisikan syetan dan nafsu. Kiat-kiat tersebut diantaranya :

1. Kita menyadari posisi kita di dunia ini di bumi Alloh.

Kita di bumi ini ibarat orang yang sedang bertamu, karena bumi ini milik Alloh. Sahabat sekalian, ketika bertamu di rumah orang lain, sudah tentu kita bersikap santun. Ketika datang ke rumah orang lain tanpa tujuan bertamu boleh jadi kita akan berurusan dengan polisi. Saat bertamu kita harus mematuhi peraturan yang punya rumah. Tidak boleh mengobrak abrik isi lemari, merusakkan barang- barang tuan rumah. Kita harus duduk dengan santun sambil menunggu datangnya tuan rumah walaupun sudah tersedia makanan, kita tidak boleh mengambilnya tanpa siizin tuan rumah. Karena kita sadar kalau kita sedang bertamu, dan ingin agar tuan rumah berlaku baik kepada kita. Kita yakin bila kita bersikap ramah, maka tuan rumah akan ramah pula terhadap kita. Kita tidak bisa seenaknya sendiri. Makanan kita santap habis. Tempat duduk kita obrak-abrik, isi lemari kita ambili. Jika demikian yang kita lakukan, tentu tuan rumah akan sangat marah dan mengusir kita. Demikianlah kita di bumi ini. Kita sedang bertamu kepada Alloh kita harus menjadi tamu yang ramah, mematuhi segala aturan Alloh. Menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Kita menunggu dengan santun kemunculan Alloh untuk menghampiri kita (saat kematian). Sehingga Dia akan menyuguhkan kepada kita kenikmatan yang berupa surga. Kita tidak bisa berbuat semaunya di bumi Alloh ini. Berbuat kerusakan dimana-mana, berbuat dosa, berbuat makshiyat. Bagaimana bila kita dibenci Alloh? Bahkan diusir?. Diusir orang kita bisa memperbaiki diri, tapi bila Alloh yang mengusir kita pada saat kita menemui-Nya apa yang bisa kita perbuat?. Paling seperti perkataan orang-orang kafir : “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah “. (TQS. an Nabaa’ : 40). Karena tanah memang tidak dimintai pertanggung jawaban.



2. Muroqobah

Muroqobah merupakan sikap yang merasa selalu diawasi Alloh. Kemampuan bermuroqobah dimiliki seseorang bahwa Alloh Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui dan lainnya. Tidak ada secuilpun dan serahasia apapun yang ia lakukan kecuali ia yakin bahwa Alloh Maha Mengetahui. Kita yakin bahwa Alloh Maha Melihat yang tidak terhalangi oleh apapun dan oleh siapapun. Menurut ulama’ seorang muslim yang yakin Alloh tak melihat lalu berbuat makshiyat, maka dia telah kafir. Dan seorang muslim yang yakin bahwa Alloh Maha Melihat tapi masih juga berbuat makshiyat maka dia sungguh telah meremehkan Alloh. Seorang mahasiswapun jika menyontek lalu ketahuan oleh dosennya dia akan berhenti menyontek. Kita bisa bayangkan apa jadinya jika dia meneruskan menyontek. Tentu si dosen merasa dilecehkan. Dan sangat mungkin sekali dia akan mengusir si mahasiswa tadi. Lalu bagaimana dengan kita? Kita yakin Alloh Maha Melihat masihkah kita akan berani berbuat makshiyat? Semoga Alloh melindungi kita dari perbuatan yang dibenci-Nya.
Kita yakin bahwa kematian datang dengan tiba-tiba.

Kematian adalah sebuah kepastian. Kita hidup di dunia ini hanya sebentar. Kita pasti akan pulang menuju tempat tinggal yang hakiki berjumpa dengan Alloh Azza wa Jalla. Dan perjumpaan dengan Alloh cuma ada dua keadaan yaitu huznul khotimah (mati dalam keadaan baik) atau suul khotimah (mati dalam keadaan buruk). Semisal kita sedang asyik berduaan dengan seorang wanita di mobil, tiba-tiba mobil bertabrakan dan kita meninggal. Tentulah kita meninggal dalam kerugian (suul khotimah). Atau kita sedang naik pesawat dan asyik berduaan dengan pramugari, tiba-tiba pesawat menabrak gunung dan kita meninggal tentulah kita juga meninggal dalam kerugian. Kita semua pasti menghadap Alloh dan kita sangat ingin perjumpaan dengan Alloh adalah saat-saat yang paling membahagiakan bagi kita. Saat-saat yang paling indah bagi kita.
Kita pikirkan akibat perbuatan dosa.

Sahabat sekalian, nafsu itu bawaannya santai dan yang enak-enak. Nafsu hanya memberikan kesenangan yang sedikit, sementara dan sebentar. Bukti nafsu itu hanya memberikan kesenangan yang sedikit. Pernah ada tamu ke rumah tiba-tiba minuman saya diminum anak yang masih berumur sekitar dua tahun. Ia meminumnya dengan sekali minum sampai habis. Akhirnya dia malah muntah. Contoh nafsu hanya memberikan kesenangan yang sebentar dan sementara bila kita dipuji mungkin awalnya kita merasa senang. Namun bila pujian itu terus menerus, tentu kita akan merasa sebal. Kenikmatan memandang juga demikian, awalnya mungkin kita merasa senang, tapi bila terus terusan memandang tentu kita akan merasa bosan.

Demikianlah sahabat sekalian, syetan dan nafsu tidak akan pernah memberikan kesenangan yang nyata bagi kita. Kesenangan yang hakiki adalah bila hidup ini kita selalu dalam kasih sayang Alloh Azza wa Jalla. Bulan ramadhan seperti ini dapat kita jadikan tolak ukur bagi kita apakah selama ini kita telah terpedaya oleh syetan ataukah menuruti kemauan hawa nafsu. Pada bulan ramadhan syetan telah dibelenggu oleh Alloh. Bila kita masih suka berbuat dosa dan makshiyat, berarti kita memang telah terpedaya oleh nafsu. Kita telah dikuasai oleh nafsu. Marilah di bulan yang penuh dengan barokah dan ampunan Alloh ini, kita tengok hari-hari yang telah kita lewati sehingga kita dapat mengadakan perbaikan diri. Semoga kita bisa mendapatkan keutamaan di bulan yang suci ini untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa. Amiin ya Rabbal ‘alamiin. Wallohu a’lamu bishshowab was taghfirullohal azhiim.

Sejenak

Sejenak aku merenung,
Diantara waktu sibuk dan terburu buru dalam hidupku, aku merenung...
Berapa waktu yang aku pergunakan untuk bersyukur pada Illahi..
Berapa  banyak waktu yang aku gunakan untuk beribadah padaNya
Padahal,.. hanya diminta 5 waktu sehari semalam,.. tak lebih dari 25 menit.
Tetapi kadang selalu tertinggal,  kadang cuma 20 menit, kadang cuma bisa 5 menit.
Tapi, Dia tak pernah melupakan aku...
Dalam 24 jam selalu memantau dan memberiku rizki
Astangfirullahhaladzim....
Aku hanya bisa istigfar dalam hati, sejenak...
Rasanya aku saja masih sulit meluangkan..
Ya Rabb, jangan biarkan aku lupa saat mata sudah menutup..
Saat nafas ini telah kau tarik kembali
Sejenak...
Aku ingin bisa meluangkannya, meluangkan waktu sejenak....
sejenak saja dalam hidupku, merenung dan intropeksi dalam diri
Bukan saat bencana itu datang, aku baru meluangkan waktu lebih dari sejenak
Bukan saaat kau ambil rasa bahagia dalam hati,
Bukan, Bukan Ya Rabb
Kuingin saat bahagia itu datang, saat anugrah itu datang
Aku ingin meluangkan waktu sejenak dalam perjalanan panjang hidup ini
Alhamdulillah .......
Semoga kesempatan itu tak aku sia-siakan.,
Meski nanti yag tersisa tak banyak, namun kuingin ada dalam keikhlasan hati hanya karenaMu meski hanya
SEJENAK.........!!!!

Hanya Perjalanan Hidup

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi
membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan
dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan
dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur
persahabatan antara lain :
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri
“Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita.”**

TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG. Blessed are those that can give without remembering and receive without forgetting.